Marissa (24 tahun, selanjutnya disebut Risa) adalah seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi swasta di kota Yogyakarta. Setelah semester 6 ini dia libur selama sekitar satu bulan. Dia mengisi waktu dengan melakukan kerja praktek pada sebuah industri di sebuah kota di Jawa Tengah. Karena tidak mempunyai saudara atau teman di kota tersebut, maka oleh direksi industri tersebut dia dititipkan ke rumah kontrakan salah satu karyawati yang bernama Gia Amalia (23 tahun, selanjutnya disebut Gia). Kebetulan Gia tinggal sendirian di rumah itu.Malam itu Risa telah tiba di rumah Gia dan langsung dijamu dengan makan malam. Mereka berdua berbincang-bincang mengenai banyak hal. Selesai makan malam pun mereka masih asyik berbincang-bincang. Selama berbincang-bincang tersebut Risa sesekali melirik kedua payudara Gia yang berukuran 40. Kedua payudara Gia yang dilapisi bra berwarna hitam dan kaos putih ketat itu membuat iri Risa. Dia iri karena kedua payudaranya hanya berukuran 32.
“Kenapa Ris ?” Tanya Gia yang rupanya memperhatikan lirikan mata Risa.
“Nggak kok.” Elak Risa sambil tersenyum.
“Jujur saja. Aku tahu apa yang kau pikirkan.”
“Bener
mbak. Nggak apa-apa kok.” Risa masih mengelak. Dia juga menyebut mbak
kepada Gia meskipun dia lebih tua dari Gia. Risa sendiri yang minta
untuk memanggil Gia dengan sebutan mbak ketika tiba di rumah Gia karena
alasan senioritas. Gia telah bekerja sedangkan dia masih kuliah.
“Kamu heran ya ? Kenapa kedua payudaraku lain dengan kedua payudaramu ?”
“Iya. Diapakan mbak ? Pakai obat ya mbak ?” Tanya Risa yang rambut lurus cepaknya berwarna kemerah-merahan.
“Pakai oil.” Jawab Gia singkat.
“Boleh minta ?”
Gia hanya mengangguk dan berdiri dari kursi menuju kamarnya.
“Nggak
usah sekarang mbak. Besok saja. Risa sudah ngantuk. Mau tidur. Besok
kan mulai kerja.” Cegah Risa yang juga berdiri dari kursi.
Gia yang rambut panjangnya berombak dan hitam serta diikat membalikkan tubuhnya dan membereskan meja makan dibantu oleh Risa sambil membicarakan masalah-masalah pekerjaan besok. Setelah itu mereka berdua menonton televisi. Hanya sebentar Risa menonton televisi. Gia menyuruh Risa tidur di kamar yang telah disiapkannya. Dia sendiri juga menyusul tidur.
Risa yang masih lelah karena perjalanan dari Yogya berusaha tidur. Bayangan kedua payudara Gia yang besar membuatnya sulit tidur. Akhirnya setelah beberapa saat dia pun tertidur. Pagi harinya dia terbangun. Dia lalu menuju dapur. Disana telah ada Gia yang tingginya sama dengan tingginya, yaitu sekitar 165 cm. Beratnya saja yang beda. Beratnya sekitar 48 kg. Sedangkan berat Gia sekitar 50 kg. Dia sedang membuat teh. Risa menghampirinya. Gia yang menyadari kedatangan Risa lalu berbalik.
“Bagaimana ? Bisa tidur nggak ?” Tanya Gia.
“Nggak
bisa mbak. Ingat payudara mbak sih.” Jawab Gia sambil tersenyum yang
dibalas oleh Gia dengan senyuman. Kemudian lanjutnya.
“Boleh nggak mbak, Risa lihat kedua payudara mbak ?”
Tanpa
menunggu persetujuan Gia, Risa sudah membuka ikatan kimono tidur
berwarna coklat yang dipakai Gia. Rupanya tubuh berkulit sawo matang
tersebut hanya memakai celana dalam berwarna putih. Gia juga membuka
ikatan kimono tidur berwarna hitam yang dipakai Risa. Sama dengan
dirinya. Risa yang berkulit putih mulus juga hanya memakai celana dalam
berwarna kuning. Mereka berdua menjatuhkan kimono masing-masing ke
lantai. Dan Risa langsung membelai payudara kanan Gia.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Gia
lalu membalikkan tubuh Risa. Dibelainya tato bergambar kepala cewek di
punggung sebelah kanan Risa. Dia lalu membelai paha kiri Risa dengan
tangan kirinya.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Lalu diturunkannya celana
dalam yang dipakai Risa sampai terlepas dari tubuhnya. Kemudian giliran
Risa yang menurunkan celana dalam yang dipakai Risa sampai terlepas juga
dari tubuhnya. Risa lalu jongkok dan membelai belahan kedua payudara
Gia dengan tangan kanannya.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Tangan kiri Gia lalu memegang tangan kanan Risa dan diremaskannya ke payudara kirinya.
“Ooohhh…” Desah Gia.
Risa lalu mundur dan duduk di kursi sambil menarik tubuh Gia. Sambil duduk dia menjilati payudara kanan Gia.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Tangan
kirinya membelai vagina Gia. Tangan kirinya lalu meremas payudara kanan
Gia dan lidahnya menjilati puting payudara kanan Gia.
“Ooohhh…aaahhh…ooohhh…eeehmmm… ” Desah Gia.
Beberapa
saat kemudian Risa membalikkan tubuh Gia. Dari belakang kedua tangannya
lalu membelai kedua payudara Gia dan dilanjutkan dengan meremas kedua
payudara Gia.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.
“Sudah Ris. Nanti
kita terlambat. Kita kan belum mandi dan sarapan.” Kata Gia sambil
melepaskan diri dari jamahan Risa. Kemudian Gia masuk ke kamar mandi
yang tepat berada di samping dapur. Risa mengikutinya.
“Bolehkah aku ikut mandi dengan mbak ?” Tanya Risa yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
Gia
yang sedang mandi di bawah pancuran hanya menganggukan kepala sambil
tersenyum menantang. Risa kemudian bergabung mandi dibawah pancuran. Dia
langsung disambut dengan Gia yang menempelkan tubuhnya ke tubuh Risa.
Dia mematikan pancuran dan tangan kirinya membelai vagina Risa dan
tangan kanannya memeluk pinggang Risa.
“Ooohhh…aaahhh…” Desah Risa.
Kemudian
Gia semakin merapatkan tubuhnya yang basah ke tubuh Risa yang juga
basah. Kedua payudaranya menempel di kedua payudara Risa yang kecil.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Bibirnya
ditempelkan juga ke bibir Risa. Mereka berdua berciuman dan saling
berjilatan lidah. Tiba-tiba Risa terpeleset. Untung dia bisa cepat
menguasai tubuhnya sehingga dia tidak merasa kesakitan. Tapi dia tidak
segera berdiri. Dia ingin Gia menolongnya. Dengan harapan dia dapat
menarik tubuh Gia supaya ikut terjatuh. Ternyata Gia mengambil selang
pancuran dan airnya disemprotkan ke vagina Risa. Hanya sebentar. Dia
lalu berjongkok dan menyabuni vagina Risa dengan sabun. Diciumnya juga
bibir Risa yang membalas dengan hebatnya. Lama sekali Gia menyabuni
vagina Risa sambil sesekali jari tengah tangan kanannya dimasukkkan ke
vagina Risa. Sementara tangan kirinya menuangkan sabun cair ke dalam
bathtub.
Lalu Gia menarik tubuh Risa untuk masuk ke dalam
bathtub. Mereka berdua lalu saling mengusapkan busa sabun ke tubuh
mereka. Sesekali mereka berdua berciuman sambil saling menjilatkan
lidah. Mereka berdua juga saling berpelukan dan menempelkan kedua
payudara mereka.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Kemudian
Risa membersihkan busa sabun yang berada di kedua payudara Gia dengan
kedua tangannya. Dijilatinya puting payudara kanan Gia.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Perlakuan
Risa membuat tubuh Gia semakin naik dan menjadikan dia berdiri dengan
bersandar pada dinding kamar mandi. Risa sudah tidak lagi menjilati
puting payudara kanan Gia. Kini dia membersihkan busa sabun di vagina
Gia dengan air. Lalu dia menghisap vagina Gia dengan lidahnya.
“Aaaghh…ooohhh…” Desah Gia.
Gia
hanya bisa meremas-remas sendiri kedua payudaranya dengan kedua
tangannya. Sesekali tangan kiri Risa juga meremas payudara kiri Gia.
“Ooohhh…” Desah Gia.
Mulutnya naik kembali ke atas dan menghisap payudara kiri Gia sambil jari tengah tangan kanannya mengocok vagina Gia.
“Oooughhh…aaahhh…ooouhhh…” Desah Gia.
Dia lalu menempelkan kedua payudaranya ke kedua payudara Gia.
“Ooouhhh…”
Dipeluknya Gia sambil menjilati lehernya. Tangan kiri Gia juga meremas pantat Risa.
“Eeehmmm…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Risa kemudian menyodorkan payudara kanannya yang kecil ke mulut Gia yang mau saja menghisapnya.
“Oooughhh…” Desah Risa.
Tetapi
hanya sebentar. Gia menuntun Risa untuk membungkuk dengan kedua tangan
berpegangan pada dinding kamar mandi. Digesek-gesekannya kedua
payudaranya ke punggung Risa.
“Ooouhhh…” Desah Gia.
Mereka
berdua kemudian sadar bahwa mereka akan bekerja. Sehingga akhirnya
mereka menyudahi permainannya. Mereka berdua kemudian mandi sambil
sesekali masih saling membelai tubuh mereka. Terutama Risa yang sering
membelai kedua payudara Gia bergantian. Dia terpesona dengan kedua
payudara Gia yang besar.
Sore harinya ketika pulang dari bekerja. Permainan mereka berdua berlanjut kembali.
“Mbak. Minta oilnya dong.” Kata Risa.
“Sini.” Kata Gia sambil menarik Risa ke kamarnya.
“Buka semua pakaianmu.” Lanjut Gia.
Risa
hanya menurut saja. Dia membuka semua pakaiannya. Ternyata Gia juga
membuka semua pakaiannya. Kecuali celana dalam. Gia lalu mengambil
sebuah botol dari lemarinya. Botol yang bertuliskan Breast Oil. Kemudian
dihampirinya Risa yang sedang melepas miniset yang dipakainya. Dia
tinggal memakai celana dalam. Gia kemudian memegang payudara kanan Risa
dan menuangkan isi botol ke payudara kanan Risa setelah membuka
tutupnya. Tangan kirinya kemudian meremas-remas payudara kanan Risa.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Kemudian remasan tangan kirinya berpindah ke payudara kiri Risa.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Dia
lalu membalikkan tubuh Risa dan menuangkan isi botol ke punggungg Risa.
Diletakkannya botol itu ke meja dan dengan kedua tangannya diratakannya
cairan itu ke seluruh tubuh Risa bagian atas.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Lalu dibalikkan kembali tubuh Risa sambil tangan kanannya mengambil botol di meja. Diserahkannya botol itu ke Risa.
“Gantian ya.” Kata Gia.
Risa
hanya mengangguk sambil menerima botol itu dari tangan Gia. Dia
kemudian menuangkan isi botol ke kedua payudara Gia sekaligus dalam
jumlah besar. Kemudian dilemparkannya botol itu ke tempat tidur setelah
ditutup. Kedua tangannya kemudian meratakan cairan itu ke seluruh tubuh
Gia bagian atas terutama ke kedua payudara Gia.
“Eeehmmm…ooohhh…” Desah Gia.
Setelah
dirasa cukup, Gia lalu memeluk Risa dan menggesek-gesekkan kedua
payudaranya ke kedua payudara Risa selama beberapa menit.
“Ooouhhh…”
Lalu mereka berdua melepaskan pelukan dan saling meremas kedua payudaranya.
“Ooohhh…”
Gia
menghentikan remasannya pada kedua payudara Risa. Dia keluar kamar dan
mengambil dua botol air mineral dari kulkas. Dia masuk kembali ke kamar
dan dilihatnya Risa masih meremas sendiri kedua payudaranya.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Di
depan Risa, Gia membuka salah satu botol dan dengan menari-nari dia
mengucurkan sedikit demi sedikit air itu ke kedua payudaranya. Gia
membersihkan cairan dengan air mineral itu.
“Eeehmmm…” Desah Gia.
Risa
tertarik dan mengambil botol satunya dari tangan Gia. Dengan
berhadap-hadapan Risa juga membersihkan cairan pada kedua payudaranya
sendiri.
“Eeehmmm…” Desah Risa.
Gia melihat sebuah kesempatan.
Tangan kirinya meremas dan menjilati payudara kanan Risa yang bertambah
besar dari biasanya meskipun tidak sebesar dari yang dia punya.
“Ooohhh…eeehmmm…” Desah Risa.
Dibalikkannya tubuh Risa dan dari belakang tangan kirinya meremas kedua payudara Risa bergantian.
“Ooohhh…” Desah Risa.
Sementara
tangan kanannya masih mengucurkan air dari botol. Tangan kanan Risa
juga mengucurkan air ke kedua payudaranya. Tubuh mereka berdua basah dan
Risa membalikkan tubuhnya. Dipeluknya Gia. Kedua payudara mereka yang
berbeda ukuran menempel dan saling menggesek.
“Ooouhhh…” Mereka berdua sama-sama mendesah.
Hampir
tiap hari Gia meremas kedua payudara Risa dengan Breast Oil yang
berlanjut dengan percumbuan yang sangat panas.. Sampai akhirnya kedua
payudara Risa sama besarnya dengan kedua payudaranya bertepatan dengan
berakhirnya masa kerja praktek Risa di tempat Gia bekerja.
Aku sekarang duduk di bangku SMU kelas IPA, aku anak pertama dari dua bersaudara, adikku namanya Wawan. Kemarin siang ayah ku pergi seminar di jakarta karena seorang direktur sebuah bank swasta dan ibuku juga ikut bersamanya. sedang pembantuku minta ijin pulang kampung karena keluarganya ada yang sakit. jadi, malam ini rumah sepi banget rumah segede itu cuma dihuni dua manusia, bayangin aja.
Wawan sekarang
udah duduk di SMU kelas 2, karena umur kami hanya selisih satu tahun.
dia pulang pukul 19.00 karena dari rumah temennya.
“Dari mana kamu Wan ?”
“Dari rumah Aji”
“Ngapain ?”
“Maen, emangnya ada apa ?”
“Oh…nggak ada apa-apa, ya udah cepetan sana mandi”
“O.K
kakakku yang manis” sembari nunggu adikku mandi iseng aku meriksa isi
tasnya cuman pengin tau aja. Ketika aku nemuin VCD BF spontan aku kaget,
tapi normallah anak seumuran dia, lalu aku masukin lagi ke dalam
tasnya. selesai ganti baju dia duduk di sofa kamar tengah sambil
tiduran. aku di dapur. Aku ke kamar tengah sambil bawa dua jus jeruk
kesukaan kami.
“mau nggak ?”
“thanx kakakku yang baik”
“kak mau nonton nggak ?”
“nonton apaan ?” aku udah milai curiga.
“…ini ” kata wawan sambil ngeliatin BF temennya itu.
“boleh
” soalnya aku juga pengin tahu kaya apa sich cerita temen-temenku itu.
langsung aja dia ngidupin TV terus masukin VCD itu ke Playernya, aku
bener-bener deg-degan… sambil nonton itu wawan tiduran di karpet aku
tetep di atas, tanpa sengaja ketika aku ngeliatin wawan ternyata boleh
juga, soalnya dia pemain sepakbola inti di sekolahnya, bodinya tinggi
kekar. tak terasa memek-ku terasa hangat aku coba merasakannya aku udah
mulai orgasme. aku cepet-cepet ke kamar mandi bersiin memek kesayanganku
itu. saat aku keluar aku liat wawan sedang ngelus-elus Mr. P-nya. aku
makin deg degan. Setelah selesai filmnya aku pergi kekamar tidur.
“kak aku boleh nggak tidur sekamar ?”
“boleh aja” ada perasaan aneh tiba tiba aku pengin maen kaya di film itu tadi. sampai di kamar wawan langsung terlentang di bed.
“aku mau ganti baju” kataku
“silakan
aja, kakak ” satu persatu kancing baju aku lepas tinggal BH pink, terus
rok yang aku pake juga aku lepas tinggal CD ku yang bergambar mawar.
saat aku mau ngambil piyama tiba-tiba wawan memanggilku
“kak, ternyata kakak ini sexy juga ya ”
“jelas dong”
“boleh nggak wawan memeluk kakak ?”
Aku
mikir lama banget, tiba-tiba wawan memeluk aku dari belakang. sejak
saat itu aku sudah pasrah di pelukan adik kandungku sendiri. ia mulai
menarik aku ke tempat tidur lalu menidurkan aku dengan posisi terlentang
dengan kakiku menginjak lantai. dia langsung buka baju, celana dan
semuanya dia lepas sampai bugil. secara perlahan dia menarik CD ku lalu
melemparkannya. dari kaki dia menjilatiku, sampai di paha mulai ada yang
lain, entah perasaan apa itu. dia terus naik ke atas lalu dia menyibak
rambut halus yang menutupi memekku lalu menjilatinya terus terang aku
menikmatinya.
“wan…terus wan”
“mmmh…kkakk…nikmati aja kak…”
”
terus wan…jangan berhenti di situ” dia kembali naik, lalu melucuti Bh ku
toket putihku di jilatinya dia remas penuh nafsu lalu dia mengulumnya
sedang tangan kakannya main-main di clitorisku.
“teruskan wan…jangan menyerah”
“mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmhhhhhh
h…” dia terus ke atas, lalu menarik ku. kini tubuhku semua ada di
springbed. tanpa basa basi dia langsung menanamkan roketnya di liang gua
milikku. dia terus memainkannya di dalam dengan penuh semangat seorang
atlet.
“sorry kak hampir keluar”
“di dalem aja” aku sudah orgasme berkali-kali dan dia baru satu kali ini …dan..
“ahhhh…kak”
“nikmatnya wan”
“aku
nggak kuat lagi kak” dia langsung rebahan di sampingku aku masih
memegangi memekku itu. aku liat burun kesayangannya udah hampir tidur.
lalu aku dekatkan wajahku ke kontol-nya, aku jilat, aku kocok secara
bergantian, mulai tegang kembali. wawan kini menikmatinya
“nikmati aja wan”
“kak…”
aku
terus mengocoknya, lalu aku kulum aku biarkan kontolnya mainan di
mulutku di sangat menikmatinya. sekarang wawan bersemangat lagi dia
bangun tapi dia tetap di bawah dan aku tetap di atas jadi sekarang
giliranku main. aku tuntun alat vitalnya menuju memekku dan aku masukkan
lalu aku menidurinya aku menjilati dadanya yang bidang sambil terus
memainkan memekku, sampai akhirnya kami mencapai ejakulasi yang kedua
kalipun akhirnya pasrah.
“gimana wan, siapa yang menang ?”
“kakak memang hebat,” katanya.
Lalu
aku bangun, terus ke kamar mandi untuk mandi sebelum tidur. aku
sandaran di tembok kamar mandi yang ada di kamarku itu sambil memegang
shower dan tanganku yang sakit memegang memek yang terasa agak sakit
karena pertama kali aku main. tiba-tiba wawan mendekatiku lalu meminta
showernya, kamipun mandi bersama. aku membelakangi tembok dan wawan
menghadap tembok. wawan memulai penetrasi lagi.
“mau lagi wan…”
“sebentar aja kak ”
“ayo…”
dia mulai menciumi bibirku lalu kebawah hingga leher lalu di main di
belakang telingaku. tangan nya memegang toketku sedang dia terus
melakukan penetrasi ke memek-ku. dan akhirnya babak ketiga selesai. lalu
dia membopongku ke sofa. lalu menidurkan aku di situ, kini dia lebih
variatif mulai dari main belakang, anal, oral, dog style, pet style, 69
sampai posisi yang aku nggak tahu namanya. dia benar-benar hebat. dia
mengangkatku kembali ke springbed lalu dia menyelesaikan permainan babak
ke empatnya di sana sampai coverbedku basah oleh keringat dan
spermanya.
“maafin wawan ya kak yang lancang”
“tak apa, bahkan aku
yang terima ksaih kamu mau mengajariku” akhirnya kami berdua tertidur.
jam enam pagi saat aku bangun aku kaget melihat kami telanjang, tapi
lalu aku sadar dan teringat kejadian semalam. tiba-tiba keinginan itu
muncul kembali di benakku. langsung aku jilati kontol-nya. dan dia
terbangun.
“ya ampun kakak ” …drama lima babakpun selesai.
Tamat
Perkenalkan
nama saya Lia (nama samaran). Saya ingin menceritakan kisah saya lima
tahun yang lalu . Waktu itu saya seorang siswi di suatu sekolah kelas
lima SD.Saya tinggal di kota M, dan kakak saya sudah pada kuliah di kota
lain.Oleh karena itu kami dirumah cuman bertiga yaitu ayah, ibu dan aku
tentunya.
Dua tahun kemudian, dimana saya akan melanjutkan sekolah ke SMP, kami kedatangan tamu dari luar kota yaitu Bibi saya.Katanya sih anaknya mau sekolah di kota saya dan tinggal dirumah kami.Namanya Budi(nama samaran), hidungnya mancung, kulitnya putih.Trus, akhirnya kami jadian satu sekolah, dia kelas enam SD dan aku kelas satu SMP.
Waktu itu, orang tua ku lagi pergi keluar kota untuk
mengikuti acara dan akan pulang esok lusa hingga kami tinggal berdua
dirumah.Nah waktu itu siBudi lagi mandi sore dan tentunya seperti biassa
dia nyanyi di dalam.Kebetulan aku mau pipis lalu ngetuk pintu trus
bilang,
“Siapa nih didalam?”, dia menjawab seraya membuka pintunya sedikit,
“kenapa?”, aku akhirnya masuk menerobos pintu lalu membuka celanaku dan berkata, “aku mau kencing nih!”.
Rupanya dia ngeliatin memekku terus,
“eh,
kamu jangan ngeliatin aja dong, sana lanjutin tuh mandimu” kataku
seraya menutup anuku, dan tak sengaja akupun melihat anunya dan berkata,
“punyamu kok lucu yah”, diapun berkata,
“eh, yang ini hebat lho, ini bisa tambah besar asalkan kakak mau membantu”.
Lalu aku berkata,
“ah,
aku tak tertarik kok, jijik, lagian mana mungkin itu bisa membesar”.
Padahal aku sebenarnya tahu kok cuman belum pernah ngaliatin
langsung.Lalu diapun berkata,
“bisa deh kak, kakak pegangin aja pasti deh tambah”.
Lalu akupun memegangnya dan tak terasa memang anunya membesar,
“wah bisa yah”, dan tak terasa dia pun mengeluarkan suara ,
“ahhh…lalu makin lama anunyapun makin membesar dan sementara itu aku pun sudah basah. Lalu dia bilang,
“eh, kak aku pegang itumu ya”, seraya tangannya megang.
Lalu akupun menghindar dan mengatakan,
“ah jangan deh, kamu ngak jijik yah”.
Lalu dia berkata, “buat apa jijik, orang ini enak kok, pegangin ya kak”.
Lalu
akupun sebenarnya pengen juga dipegang tapi agak jaga gengsi, tapi
karena aku tak tahan aku biarkan aja dia megang memekku, soalnya aku
belum pernah merasakannya,
“tapi pelan-pelan yah”, kataku.
Lalu
dia pun mengelus-elus memekku tapi aku tetap mencoba bertahan untuk
tidak tergoda melakukannya lebih jauh.aku lalu berkata lagi,
“eh sudah belum?” tapi sementara aku sebenarnya tidak pengen dia berhenti melakukannya.
“bentar
lagi deh kak,” katanya sambil terus mengelus, memasukkan tanggannya
sehingga akupun tak tahan lagi dengan perbuatannya itu,
“ahhhhhh…” akhirnya aku pun mengeluarkan suara itu.
“enak khan kak”, katanya.
“mmhhh…” aku pun menjawabnya asal.
“eh, kak aku boleh ngak mendekatkan anuku ke memek kakak?”katanya lalu aku menjawabnya,
“iya deh, tapi jangan dimasukin yah”.
Lalu dia pun mendekatkan anunya ke memekku sehingga aku hampir saja menjerit.
“kak, aku masukin yah sedikit” katanya.
Aku yang sebenarnya sudah sangat birahi tak kuasa lagi menolak,
“iyah tapi pelan-pelan yah”.
Lalu
akhirnya diapun memasukkan kontolnya ke memekku sehingga aku menjerit
kecil. Lalu lama kelamaan dia memasukkan kontolnya lebih dalam lagi dan
sambil menggoyang pantatnya kuat kuat.
“ahhh…kak…enakk banget kaakkkk” katanya.
“iyah…aku pun merasa begitu…”
Dan entah mengapa dia kemudian berhenti, kak aku sudah pipis,
“sementara itu akupun merasakan yang belum pernah kurasakan yaitu sangat nikmat sekali.
“yah akupun merasa begitu Bud…”. Akhirnya kami pun sama-sama mandi dan melakukannya lagi.