Saya adalah seorang wanita yang berparas yah tidak akan mengecewakan
bagi siapapun yang memandangnya deh. Tinggi badan saya 171 cm, berat 53
kg, biar langsing tapi aku rajin fitness minimal 2 kali seminggu di Gym,
jadi ya kulitku kencang dan mulus, berambut hitam lurus sebahu, bermata
hitam kecoklatan, dan kulit saya kuning langsat (yah pokoknya kulit
orang Indonesia banget deh!) dan asalnya dari Sunda, di Cicaheum,
Bandung! tapi tinggalnya di Daan Mogot, Jakarta. Dan saya masih
benar-benar “totally virgin” alias perawan asli ketika hal yang akan
saya ceritakan ini terjadi!
Saya tadinya seorang wanita yang
normal, maksud saya sifat seksualitas saya itu normal seperti wanita
lainnya, senang sama cowok, apalagi yang keren! Walau sekarang masih
senang sama cowok, tapi arah seksualitas saya lebih cenderung ke arah
seorang lesbian setelah hal ‘itu’ terjadi, jadi saya simpulkan bahwa
saya adalah seorang biseksual!
Siang itu aku seperti biasa, jalan
dari rumah ke kampus, biasa bawa tugas-tugas yang setumpuk dari
dosen-dosen yang killer-killer. Setelah kuliah (maklum hanya sebentar,
ketika itu hari Sabtu, jadi kuliah yang barusan sebenarnya hanya buat
pengganti buat selasanya, karena dosennya tidak masuk!) jadi jam 12.30
sudah bubaran. Aku tuh orang yang paling sering diledekin sama
teman-temanku karena hanya punya tampang ‘n body doang, tapi tidak punya
cowok! (katanya terlalu mikirin belajar, padahal sih kan memang harus).
Terus,
siang itu karena bete banget habis kuliah, ya aku langsung saja pulang!
Tapi ketika sudah hampir sampai di rumah aku kepikiran, lebih baik
malam minggu begini menyewa beberapa VCD saja di rental dekat rumahku!
Tentang rental itu terus terang aku bilang bagus! Tempatnya cukup besar
dan terlihat mewah, dan ber-AC, lagi pula harga VCD sewaannya pun tidak
terlalu mahal! Ya sudah deh, aku menyewa film-film itu kalau tidak salah
sih aku menyewa 6 film!
Sorenya ketika aku mau menonton film
pertama, telpon rumah berdering memecah kesunyian (maklum orang rumah
pada pergi! Papa sama mama lagi pulang kampung ke Bandung, terus adikku
yang cowok ikutan camping sama klub pecinta alamnya di Garut). Pokoknya
benar-benar sendirian deh. Ya sudah, dengan agak malas kuangkat telepon
itu, dan ternyata benar seperti yang kuduga, yang menelpon si Mira (dia
hanya tinggal berdua dengan kakeknya ditambah pembantu), sobatku sejak
semester satu.
“Halo.., ini Indah ya..? Ini aku, Mira..!” katanya.
“Halo.., ya ini aku, ada apa lagi nih, Mir..!” jawabku.
“Gini,
Ndah.. aku lupa kalo Mang Eja (pembantunya) yang megang kunci rumahku,
padahal tadi pas dia mau berangkat ke rumahnya (di Karawang) aku taruh
kuncinya di tasnya, soalnya kebelet pipis, trus aku lupa deh, dan
kuncinya kebawa dia..!” katanya panjang.
“Duh, Mir.. masih cantik kok udah pikun..!” tukasku enteng. “Trus, kamu gimana sekarang..?” tanyaku lagi.
“Ya
tau deh bingung banget nih, dia baru balik lagi pas minggu malem,
katanya sih gitu..!” Mira memang nadanya waktu itu lagi kesal dan
bingung.
“Gimana kalo aku nginep di rumahmu aja malem ini, Ndah.. masa aku mau nginep di hotel..?” pintanya dengan nada sedikit memelas.
Rumahnya
si Mira sekitar 1 jam jaraknya kalau ditempuh dari rumahku, akhirnya
aku sih boleh-boleh saja, paling tidak ada teman deh di rumah! Masa anak
gadis sendirian di rumah, di Jakarta Barat lagi, yang terkenal
kriminalitasnya. Begitu tukasku dalam hati.
“Oke deh, Mir.. gue tungguin..! Ati-ati lu, Mir..!” tukasku ringan.
Aku
menunda menonton VCD itu, karena mau mandi dulu, malu biar sama teman
sendiri tapi belum mandi. Ketika jam 16.30 tepat, si Mira datang, waktu
itu hujan deras, dia tidak membawa payung, ya sudah deh basah kuyup
ketika sampai rumah! Aku kasih tahu tentang gadis yang feminim ini,
tingginya sekitar 160 cm deh, tapi masih lebih tinggi aku sedikit,
penampilannya persis seperti Putri Solo sekali, langsing singset, kulit
putih kekuningan, rambut hitam lurus agak panjang dari rambutku, dan
waktu itu dia memakai kemeja krem dengan rok sebetis (agak belah sedikit
sampai sepaha).
Ketika dia datang, aku kebetulan baru saja habis
mandi, dan hanya memakai handuk di kepala dan longdress buat pakaian
orang habis mandi! Biar begitu juga aku selalu pakai BH dan CD-ku dong!
Tidak seperti yang di film-film barat, hanya bahu yang menempel di badan
saja! Ya sudah, aku suruh dia masuk dan segera mandi, aku pinjamkan
dasterku (dia yang minta karena hanya di rumah saja). Aku berdua Mira
awalnya sih biasa saja, sama sekali tidak ada tuh perasaan saling suka
(secara seksual) sama dia, hanya memang kami saling mengagumi fisik
masing-masing.
Sehbis dia mandi, kami berdua makan Indomie Rebus
hangat yang baru kubikin, sungguh nikmat saat itu, udara dingin ditutupi
dengan kehangatan dari Mie itu, mengasyikkan! Malamnya kira-kira jam
19.30 baru deh kami menonton VCD yang kusewa siang tadi, judulnya kalau
tidak salah sih Wildthings, nah inilah merupakan faktor yang membuat
kami jadi ‘lesbo’. Aku sendiri juga kaget, ternyata di CD keduanya,
artis Neve Campbell (tidak disangka juga Neve campbell mau akting
bercinta sama cewek) sama artis satunya lagi (sorry, lupa nih) itu
saling bermain cinta, walaupun disana juga ada aktornya, jadi mereka
bercinta bertiga, 2 cewek dan 1 cowok.
Awalnya kami sih kaget dan
agak jijik, melihat 2 cewek saling bersetubuh bugil begitu, walaupun
ada juga prianya. Kami terus terpana melihat adegan bagian itu yang
berdurasi sekitar 5-10 menit. Dan terus terang, ketika itu aku merasakan
sesuatu yang benar-benar lain merasuki perasaanku, mungkin memang juga
sudah naluri seksku dari sananya mungkin, yang cenderung bisa jadi
lesbian, jadi aku merasa sesuatu yang aku benar-benar ingin rasakan
kelembutan seksual seorang wanita. Terasa sekali hasrat seksualku mulai
naik, lalu tanpa sengaja aku memegang lengan kanan si Mira, lalu kutatap
dalam-dalam tubuhnya.
Ternyata dia yang selama ini kuanganggap
biasa saja terlihat menjadi sangat sensual di hadapanku, benar-benar
seorang wanita yang anggun. Kulitnya yang sangat mulus (beneran lho..!)
membuatku selalu ingin memegangnya, bahkan sempat terbesit bahwa di
malam panjang ini aku harus bercinta dengannya, dan keinginan itu
semakin menjadi-jadi ketika adegan di VCD itu antara artis wanitanya
saling berciuman bibir dengan sangat lembutya, dan saling menjilati
tubuh satu sama lain. Tapi ketika itu si Mira tidak merespon, dia hanya
balas memegang jemariku saja, dan tiap sebentar melihatku dengan
pandangan yang terus terang sangat menggodaku.
Nafsu seksualku
semakin bertambah, keinginan yang teramat dan amat sangat menimpa diriku
kala itu, sepertinya aku mulai merasakan bahwa libidoku naik dengan
sangat drastis, tapi aku masih dapat menahannya sambil hanya
mengelus-elus tangan Mira dan sesekai rambutnya yang cantik itu.
Mulailah kucoba untuk mengalihkan perhatiannya, kumatikan lampu yang
terang, dan kunyalakan yang redup (walau masih agak terang juga). Lalu
mulai aku memegangi dagunya dan menolehkannya pada wajahku, tersentak
dia agak terkejut, sungguh! Wajah Mira membuatku sangat naksir padanya,
baru kali itu aku rasakan hal seperti itu.
Dan hal yang membuatku lebih membuat libido semakin membara ketika Mira mengucapkan kata-kata indah kepadaku.
“Ya
ampun, kalo diperhatikan elu tuh sweet banget lo, Ndah! Bodymu juga
sensual banget..!” setika itu pula tersentak nafsu seksualku sangat
menggebu.
Mulailah kututup mulut Mira dengan jemariku, tanganku yang
satunya lagi mengelus-elus rambutnya. Perlahan-lahan alam bawah sadarku
memerintahkanku untuk mencumbu bibirnya yang manis itu. Lalu kulakukan,
kukecup dengan penuh mesra, dan seperti yang kuharapkan, Mira akhirnya
juga merasakan apa yang sudah kurasakan sejak tadi. Dia akhirya juga
jadi ‘horny’ setelah kuperlakukan seperti itu.
Serentak kami
pindah ke kamarku, sambil sedikit berlarian dan tertawa senang. Sampai
di kamarku, aku menggodanya dengan mengatakan, “Aku.. aku sungguh suka
sama kamu Mira, kamu sangat cantik, ayu, dan baik!”
Dan tampaknya
serentak itu pula Mira mulai merasakan libidonya membara! Kami berciuman
bibir, dia jelujurkan lidahnya ke bibirku, kusambut lidah dengan
lidahku. Kami bercumbu sangat baik, dengan memainkan lidah dan
mengulum-ngulumnya (seperti orang sudah terlatih, padahal sih tidak
pernah!).
Tindakan kami terus berlanjut, sementara kami
berciuman, Mira perlahan menarik ke atas dasterku, terus hingga
perasaanku sangat nikmat kala itu. Dia meraih CD kremku dan membukanya
perlahan-lahan. Kubantu dengan sedikit mengatur selangkanganku, dan
terlepaslah CD-ku yang mungil itu. Kubalas dia dengan langsung membuka
dasternya dari bawah ke atas, kulihat sekarang Mira hanya mengenakan Bra
dan CD-nya, itu merupakan stelan pakaian dalamku, karena punyanya basah
terkena hujan.
Dia mencium leherku terus dan menjilati
telingaku, aku tetap meraba-raba perutnya yang sudah terbuka itu
sesukaku, sungguh kulit yang sangat indah dari yang penah kurasakan.
Lalu
kucium mesra dan kuhisap-hisap pusarnya, hingga dia benar-benar
kegelian dan berkata, “Ohh, Indaahh.. uhmm, terus sayang.. oohh..!”
desahnya di telinga kiriku pelan, suara serak basahnya yang membuatku
semakin ingin memberikan nafsu juga padanya.
Suara Mira benar-benar membuatku semakin nafsu, tampak kami sedikit berkeringat karena memang agak tegang melakukan ini.
Kuhisap dan kujilati keringat yang seperti embun itu di pahanya.
“Ohh, kamu betul-betul bidadari, Mira sayangku..!” tukasku.
Tak
hanya itu, Mira pun membalas dengan membuka restleting daster di
punggungku. Lepaslah busana kami berdua, tinggal bra dan CD yang
merekat. Kulihat payudaranya tampak mengeras perlahan-lahan, lalu dia
sendiri yang membuka bra-nya secara mendadak. Dengan cepat pula dia
lepas CD-nya, dia lakukan semua itu di hadapanku. Lalu dia memutari
tubuhku dan menulunkupkanku di ranjang sambil menciumi dan
menghisap-hisap leher belakangku.
Dia melepas bra-ku, terus dia
ciumi sampai CD-ku terlepas, dan dia lalu menciumi pantatku yang
benar-benar seksi. Dijilati selangkanganku antara lubang dubur dengan
pantatku, kurasakan sangat nikmat.
“Ooohh sayang.. teruskan sayang..! Miraa..!”
Sungguh
kurasakan kenikmatan yang teramat sangat, dan juga mulai kurasakan
vaginaku mulai basah sedikit demi sedikit. Mira lantas membalikkan
tubuhku, kini kami berhadapan, kami mulai lagi berciuman.
Mira
sengaja menindihku dengan menghimpitkan payudaranya ke payudaraku sambil
tetap mencumbuiku. Payudaraku yang berukuran 34C itu semakin mengeras
akibat tindihan tubuh Mira yang yang sungguh sensual. Tangan Mira
satunya meremas-remas lembut puting susuku, yang satunya lagi ia mainkan
dalam liang kemaluanku, kurasakan kegelian dengan kenikmatan yang
teramat sangat, hingga hampir tak kuasa aku menahannya.
“Miraa, oh Mira sayang.. ahh.. ahh.. ahh..”
Hampir
satu jam kami melakukan ini, sungguh terasa begitu cepat. Lalu kami
berputar posisi, sepertinya Mira lebih sering nonton film BF dan membaca
buku-buku seks dari pada aku, sehingga dia tahu banyak style-style yang
memberi kenikmatan.
“Orang bilang sytle ini 69 sayang..” tukasnya.
Aku
sungguh tergoda ketika selangkangan Mira di hadapanku, kucium-cium dan
kujilati duburnya, sungguh aroma parfum dicampur bau kulitnya membuatku
semakin terangsang.
Mira melakukan sesuatu yang membuatku sangat
merasakan sesuatu yang paling berbeda di dalam hidupku, dia menuangkan
coke ke liang kemaluanku, kurasakan dingin. Tiba-tiba puncak kenikmatan
datang ketika Mira menjilati vaginaku, memainkan lidah lembutnya di
liang peranakanku, dan meniup-niup kecil disertai gigitan-gigitan halus.
“Ohh.. ahh.. terus, terus, teruskan sayang..! Oooh.. ah..,” kurasakan itulah puncak kenikamatan yang kudapatkan.
Walaupun
vaginaku basah bercampur dengan coke itu, Mira tetap menjilati dan
melalapnya. Oh sungguh membuatku tak kuasa menahan kenikmatan itu!
Aku
memang terkadang sering mencukur rambut-rambut yang ada di sekitar
vaginaku, jadi hal itu memudahkan Mira menjalankan aksinya. Begitu juga
Mira, vaginanya yang ada di hadapan wajahku kucium kecil, lalu
kuhisap-hisap dan kujilati. Aku mencoba mengikutinya, yaitu dengan
mengigit-gigit kecil dan memasukkan serta memainkan lidahku di liang
peranakannya, oh sungguh memuaskan ketika itu. Mira sampai-sampai
berkata, “Uuhmmf.. sayang.. oh.. Indaah aahh..!”
Mira dan aku sungguh
sedang merasakan betapa nikmatnya bercinta, itulah pengalama pertamaku
bercinta, dengan seorang wanita lagi, begitupun Mira.
Tubuh kami
berkeringat, kami saling menjilati kulit dan menjilati keringatnya yang
baunya benar-benar menggoda. Lalu kami bertukar posisi, jujur kami
sedikit lelah, Mira berbaring di dadaku, kurasakan lembut payudaranya di
tangan kananku, sedang tangan kiriku meremas-remas kecil vaginanya,
lagi kami berciuman. Aku dan Mira bersetubuh (kendati sesama wanita)
dengan cukup melelahkan, semalaman kami bercinta.
Mulai jam 10
malam sampai pagi, kami tetap berbugil ria berduaan, saling menikmati
tubuh, sedikit kami kurangi frekwensi pergerakan, lebih kepada bergerak
slowly! Kemudian kuulang lagi, kucium dan kuhisap-hisap serta kujilati
kedua Nipples-nya..
“Ooh payudaramu benar-benar indah, kendati sedikit lebih menggoda payudaraku..,” katanya.
Kalau
aku tidak salah, kami bercinta sekitar 3 jam, kami lelah, lalu tidur
berpelukan berdua. Saling mengeratkan tubuh, tapi Mira tak berhenti
mencumbu kening, pipi, serta bibirku.
Ketika terjaga saat jam 4
pagi, kulihat Mira tidur pulas di lengan kananku, kutolehkan wajahku
menghadapnya, kucumbui lagi Mira.., sungguh dia terlihat sangat anggun
dalam keadaan bugil dan lelah begitu..! Aku mulai merasakan keanehan
timbul, karena malam itu baru saja aku bersetubuh dengan sesama jenis,
tapi yang kurasakan adalah kenikmatan yang tiada tara!
“Oh Miraa, sayang..!” kudaratkan lagi bibirku pada bibirnya sambil kuusap-usap rambut panjangnya.
Pagi
harinya Mira terbangun lebih dahulu. Dia bilang dia sudah bangun jam 7,
tapi aku baru bangun jam 7.30 pagi. Ketika bangun, kulihat Mira sedang
bugil duduk di kursi di kamarku dengan kedua kakinya diangkat dan
ditahan dengan kedua tangannya, sehingga menutupi payudaranya, dia
menatapku dengan senyuman manis. Kubalas dengan segera bangun ke
hadapannya dan lagi-lagi aku menciumi bibir seksinya.
Aku
berkata, “Mira sayang, terima kasih ya, aku benar-benar ngga tau kenapa
malam itu, tapi kamu sungguh hebat..! Aku.. aku mencintai kamu, Mir,
sungguh..! Aku benar-benar suka kamu..!” ucapku spontan sambil
memandangi matanya.
“Ah sudahlah, Indah sayanng.. aku ngga menyesal
kok, kamu juga sangat hebat semalam, baru kali ini juga aku bercinta,
sama kamu lagi!
“Hihihi.. aku, aku juga cinta kamu, sayang, sungguh..!” aku benar-benar terkejut Mira berkata itu, tapi aku sungguh senang.
Kini
kami sungguh sangat lebih akrab dari sebelumnya, dan kami selalu
melakukan persetubuhan (benar-benar bugil) dimanapun kami punya
kesempatan, sungguh! Aku sangat menikmatinya begitu juga sayangku Mira!
kini mereka (teman-teman kampus) tidak dapat ngeledek bahwa aku tidak
punya pacar, atau cuma punya tampang ‘n body saja, tapi tidak punya
cowok. Kini aku punya, meskipun satu jenis denganku, dia lah Mira yang
sangat kusayangi! Inilah kebiasaan baru kami, juga dengan sering
berkata, “Sayang, sayang, dan sebagainya!”
Meskipun tidak ada seorangpun yang mengetahui bahwa kami ini lesbian dan telah beberapa kali bercinta.
Sekian kisah nyata ini dari saya, hanya untuk berbagi pengalaman. Love you all readers! Indah.