Sebelumnya perkenalkan namaku Paramitha dan cukup panggil saja Mitha.
Umurku 20 tahun. Aku masih kuliah di sebuah PTS di Yogyakarta semester
5. Aku ingin menceritakan pengalamanku bercumbu untuk pertama kali
dengan sesama wanita.
Kejadiannya dimulai pada suatu sore di
akhir bulan Februari tahun 2000 lalu. Waktu itu kedua orang tuaku pergi
keluar kota untuk beberapa hari. Kedua orang tuaku sudah meminta tolong
kepada tante Layla untuk menemaniku. Sore itu tante Layla datang dengan
temannya yang bernama tante Dewi yang berumur sekitar dua kali dari
umurku.
Setelah berbasa-basi sebentar di ruang tamu, kupersilakan
mereka untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan. Mereka berdua
masuk ke kamar dan aku membereskan gelas minuman yang kusuguhkan kepada
mereka.
Ketika aku melewati kamar mereka, kudengar suara tante
Dewi, “Ayo kita mulai”. Aku penasaran dengan perkataan tante Dewi
sehingga aku sengaja mengintip melalui lubang kunci pintu kamar itu
siapa tahu kelihatan. Memang benar kelihatan. Mereka berdua berdiri
berhadap-hadapan sedang saling berciuman dan saling melepas baju.
Kulihat tante Dewi tidak mengenakan BH sedangkan tante Layla mengenakan
BH. Mereka masih berciuman dan saling meremas payudara. Tante Dewi
meremas kedua payudara tante Layla yang masih dilapisi BH sedangkan
tante Layla dengan leluasa meremas kedua payudara tante Dewi yang sudah
telanjang. Aku sudah terangsang dan tanganku tanpa sadar masuk ke kaos
meremas kedua payudaraku sendiri.
Beberapa saat kemudian tante
Layla menghentikan remasannya pada kedua payudara tante Dewi dan melepas
BH-nya sehingga kedua payudara mereka yang lebih besar dari punyaku
yang 36A sudah sama-sama telanjang. Mereka melanjutkan saling meremas
serta saling mencium dan aku juga makin terangsang, ingin bergabung
dalam permainannya.
Tiba-tiba kedua payudara mereka sedikit demi
sedikit sudah saling menempel dan mereka berpelukan. Adegan selanjutnya
aku tidak melihatnya karena posisi mereka bergeser dari lubang kunci
pintu kamar yang aku intip.
Aku kemudian pergi ke kamarku dan
melupakan hal tersebut. Aku pergi ke kamar mandi dan ketika aku tinggal
melepas CD pintu kamar mandi diketuk oleh seseorang. Aku meraih handukku
dan melilitkannya di tubuhku. Kubuka pintu dan kulihat tante Dewi hanya
dengan memakai kimono.
“Kamu dipanggil tante”
Pikiranku kembali
ke adegan yang kulihat dari lubang kunci sehingga kujawab, “Tapi saya
baru mau mandi” Dengan harapan tante Dewi terangsang melihat keadaan
tubuhku terlilit handuk kemudian mencumbuku. Ternyata tidak.
“Terserah kamu mau mandi. Tapi aku cuma disuruh”
Dia
kemudian pergi dari hadapanku. Aku lalu masih berselimutkan handuk lalu
masuk ke kamar tante Layla dan kulihat dia sedang tengkurap di tempat
tidur hanya dengan memakai CD saja.
“Ada apa tante?”
“Kamu bisa mijit kan”
“Bisa”
Disuruhnya
aku untuk duduk di atas tubuhnya dan aku mulai memijit. Aku memijit
sambil membayangkan adegan yang kulihat dari lubang kunci. “Handuknya
dilepas saja” Aku menoleh dan kulihat tante Dewi melepas kimononya. Dia
yang juga memakai CD saja kemudian naik ke tempat tidur dan menarik
handuk yang masih kupakai.
Sekarang kami bertiga sudah sama-sama
setengah telanjang. Tante Dewi duduk di belakangku dan menempelkan kedua
payudaranya ke punggungku. Digesek-gesekkan kedua payudaranya ke
punggungku dan tangannya juga maju ke depan meremas kedua payudaraku.
Aku semakin berani dan tanganku yang memijit punggung tante Layla lalu
turun ke bawah meremas kedua payudara tante Layla.
Setelah
beberapa menit, tante Dewi lalu turun dari tempat tidur dan aku
disuruhnya duduk di tepi tempat tidur. Tante Layla juga turun dan
berdiri di belakang tante Dewi. Mereka melepas CD mereka masing-masing.
Tangan tante Layla dari belakang meremas kedua payudara tante Dewi.
Kemudian salah satu tangannya turun ke bawah. Jarinya masuk ke vagina
tante Dewi yang sudah basah. Aku sendiri juga semakin basah sehingga
kulepas CD-ku. Tapi aku tidak mau ikut bergabung. Takut keasyikan mereka
terganggu.
Sekarang mereka sudah saling berhadapan dan
berpelukan sambil berciuman serta saling meremas pantat. Jari tante Dewi
dimasukkan ke pantat tante Layla begitu pula sebaliknya. Mereka
serentak melepaskan ciumannya dan mendesah bersama-sama. Tante Dewi
melepaskan pelukan tante Layla dan menyuruhku untuk tiduran. Dia
kemudian mencium bibirku dan aku membalasnya. Lidahku masuk ke mulutnya
dan saling menjilat. Tangannya meremas kedua payudaraku dan
perlahan-lahan kemudian turun ke bawah. Dia menerima sesuatu dari tante
Layla. Kulihat penis buatan ada di tangannya. Kemudian penis buatan yang
besar itu perlahan-lahan dimaukkan ke vaginaku.
Pertama hanya
dimasukkan 2 cm, kemudian ditariknya lagi. Lalu dikeluar-masukkan lagi
lebih dalam sampai 7 cm. Dan dikocoknya vaginaku sedangkan mulutnya
menghisap payudara kiriku. Aku menikmati perlakuan tante Dewi dan
kulihat tante Layla ikut bergabung. Dia mulai mencium bibirku, kemudian
turun ke bawah menghisap payudara kananku sedangkan tangannya yang juga
memegang penis buatan memasukkannya ke mulutku dan dikeluar-masukkan.
Beberapa
saat kemudian tante Dewi menghentikan mengocok vaginaku tetapi penis
buatan itu ditinggalkannya. Tante Layla juga berhenti mengeluar-masukkan
penis buatan ke mulutku. Tante Layla lalu tengkurap di atasku sambil
penis buatan yang masih ada di vaginaku dimasukkannya ke vaginanya
kemudian dia naik turun. Seolah-olah aku adalah laki-laki dengan penis
besar.
Setelah beberapa menit dia terlihat lemas kemudian tidur
di atasku. Kedua payudara kami saling menempel. Kurangsang dia dengan
ciuman di bibirnya. Dia mulai terangsang dan memelukku sambil pindah
posisi. Tante Layla di bawah dan aku di atas. Aku merasakan ada sesuatu
masuk ke lubang pantatku. Ternyata tante Dewi telah tidur di atasku
dengan penis buatan di vaginanya yang dimasukkan ke pantatku. Permainan
ini berlanjut sampai tengah malam secara bergantian. Aku dengan tante
Dewi, aku dengan tante Layla, tante Dewi dengan tante Layla, serta kami
bertiga bercumbu bersama-sama. Kami bertiga sangat menikmati permainan
ini terutama aku yang baru pertama kali melakukannya.